They told me be careful
They said be weary of you
They warn persistence is the fatal flaw

I find myself waiting
Find myself hoping that you'll
One day fall into my open arms

But it's ok, you can just call me friend
Even though I mind I'll just take the backseat again
In the end I'm here
In the end just sit and stare
The season change not making way
As I'm just waiting waiting waiting for you

But I've been here a time or two
Like trying to fight the dying breath
Why is every step I take so damn hard

I've got some battle wounds from this
I've got the sinking feeling in my skin
I'm getting tired of the nightI'm waiting for your light

But it's ok, you can just call me friend
Even though I mind I'll just take the backseat again
In the end I'm here
In the end just sit and stare
The season change not making way
As I'm just waiting waiting waiting for you

But it's ok, you can just call me friend
Even though I mind I'll just take the backseat again
In the end I'm here
In the end just sit and stare
The season change not making way
As I'm just waiting waiting waiting for you

They said be weary of you
They warn persistence is the fatal flaw
Fatal flawSouth Jordan

keadaan ketika itu

cemas

tenat

gering

ibarat nyawa di hujong tandok

gelap

alam gelap seketika

menemani jasad

tak terdaya menahan sakit

menahan pahit

menahan perit

tiada apa yang mampu menahan

hanya hati bersama tuhan

sedang hamba ini tabah

hadapi dugaan maha hebat

dengan iman dan hati percaya

yang dia akan kembali ke sana...

Orang kita berbudi bahasa.

penunggu

Hidop ini dihabeskan dengan menunggu

tunggu apa?

menunggu

menunggu

menunggu

janji janji longlai

sambil lewa lalai

masa masa dibuang terabai

melopong kosong

melongo serong

nganga nganga ketawa

berdekah terbahak

melepak hapak haprak

sambil menunggu

entah apa

entah bila

gila jiwa

terperok terperosok

menunggu bagai

penunggu sial

menunggu

menunggu

menunggu

perubahan

katanya

selesa senang

damai tenang

autanya

lubang lubang mulot

lelohong hitam

keluarnya segala

janji janji sampah

dan hidop ini

dihabeskan dengan

menunggu

menunggu

menunggu

haram jadah.

Selagi mereka maseh hidop,

selagi ada hayat,

luang-lah masa dengan mereka.

Have mercy on me now.

The Aggrobeats

kata ayah

"Kita ni dah lama hidop. tak payah mintak apa apa dah. semua dah cukop. semua dah selesai. tunggu masa nak pergi..."

Serdang

November 21 2011

pesan ibu #2

"Kita ni nak, hidop mesti suka menolong. mesti tolong orang dalam kesusahan. sampai masa akan ada orang tolong kita bila kita susah. mesti jaga hubungan dengan semua orang."

Bangi

November 21 2011

menanti

sayu rasa

melihat ibu tua itu keseorangan

kesakitan, pilu, sedih menemani hatinya.

di atas katil puteh

di dalam kesunyian wad yang hening

sendiri menikmati makan malam tak bergaram.

sedang ibu tua itu menyuap perlahan

rezeki Tuhan

mensyukuri nikmat-Nya

dalam sebak menanti

bayang si anak.

Serdang

Novenber 22

pesan ibu

"Hidup ni nak,"

kata ibu,

"penoh pancaroba,

penoh dugaan,

penoh chabaran,

hanya orang yang tabah

orang yang sabar

orang yang tegoh imannya

mampu mengharungi dunia ini,

demi mengejar akhirat yang menanti."

Pesan ibu pedoman diri,

agar hidop sentiasa diberkati.

kia kaha!

"It's not about rugby, it's about young men. It's not about building a championship team, it's about building championship boys. Boys who will be forever strong."

Larry Gelwix

I will never let you die, dear

And tonight I'll be close by

I will never leave you hungry

For the crimes of this wasted love

The news should never leave you worried

You're innocent like a work of art

Truth should never be allowed to live out loud

It will break us apart

In time

I will find the best in me

And I will find the strength to be immune

If only I could

I know you're fragile

I will never let u die, will never let you try

Fragile

Sevencollar t-shirt

The Great Battle

chinta

kau buat aku gila

bila kau datang meracuni

aku sempot tak berbunyi

Lyn

semalam

berjalan tanpa sadar

melilau merayau

di tengah kota

penoh manusia

tersepit terkepit

di celah celah

hiruk pikuk

peloh nafas yang

melemaskan

berkuron terkurong

otak mengecot serabot

berputar berfikir

mencari yang tenang

bila dipikirkan tentang dia

jasad ini lemas

di celahan ramai

hanyot dalam sayu

hadir-nya dia meragot segala

terkunci mati

hati-nya murni melemah jasad ini

jatoh layu oleh dia yang dirindu

walau dalam sempit ini

walau dalam lemas ini

hadir-nya dia

membuka segala segar

meniup segala tenang

meluas segala lapang

"everybody`s changing and I don`t feel the same"

Hope and fears

Keane

"Bagi orang-orang lelaki, saat duduk melepak minum kopi atau teh bersama kawan-kawan adalah antara detik-detik bahagia dalam hidupnya. Kami akan rayakan detik itu. Sembang kosong dan jenaka-jenaka bodoh akan menambahkan kegembiraan kami."

NOTA-NOTA GILA

MOHD JAYZUAN

Anirahman L. Redan

KUALI

Mula-mula

panaskan minyaknya

kemudian

bila segalanya tersedia

barulah kau masukkan hatiku,

kau gorenglah

biar kuman hasad dengki

kuman riak takbur

kuman iri hati

dendam kesumat

dan tamak haloba terus mati

Lantas

sesudah itu

hati yang kecut dan kering tadi

kau campakkan pada

anjing yang lumpuh

yang hampir mati!

Utusan Zaman

1994

hari menangis

menitiskan rintik rintik hujan

sayu dan pilu

bertiupan

bersama mengalunkan

doa-doa

hamba yang lemah

hamba-hamba yang memohon

limpah rahmat-Nya

tangisan itu

kian sebak

merintih ketakutan

mengenang dosa lalu

pilu hati ini

memikirkan sisa sisa hidup

yang kian luput

menunggu menanti

saatnya pergi

dan tatkala hujan redop

petanda hari akan cherah

menjadi harapan kita

hamba yang lemah

akan redha-Nya tuhan yang esa

Ramadhan 17 1432

hari hari berlalu

terkadang kita lupa

tiap detik

tiap saat kita

hanyalah untuk-Nya

yang memberi kita

sabuah kehidupan

di bumi-Nya

di mana kita diuji

dengan segala dugaan pancharoba

dengan segala senang segala kaya

agar kita hamba-Nya berpikir

agar kita hamba-Nya sadar

akan keesaan-Nya

keagungan-Nya

kekuasaan-Nya

dan kita perlu erti

perlu patuh

perlu sadar

tiap hembus nafas

tiap sedut udara ini

tiap degup nada jantung

tiap apa yang ditakdir yang diuji

hanya semata

kita hamba-Nya

hanya sang hamba yang hina

yang hidup dalam dunia kekuasaan-Nya

ramadhan 12 1432

berpikirlah

berhati hati

teliti

dan cermat

dalam setiap gerak

setiap detik hati

dan beringat ingatlah

andai kita

hamba-Nya yang taqwa

THE SPEECH

You know

When you get old in life

Things get taken from you

That`s just part of life

You only learnt that though

When you start to lose those things

As when you find out

That life became of inches

As is rugby

Because in either game

Life or rugby

The margin for error

Is so small

I mean one-half step

To late or to early

And you don`t quite make it

One half second to slow or to fast

And you don`t quite catch it

Inches we needed every where around us

They’re in every break of the game

Every minute

Every second

In this game

We fight for that inch

In this game we tear ourselves and everyone else

Around us to pieces for that inch

We claw with our fingernails

For that inch

Because we know that

When we add up all those inches

That`s going to make the difference

Between winning and loosing

Between living and dying

And I tell you this

In any fight is a man who’s willing to die

Who`s going to win that inch

And I know

If I`m going to have any life anymore

Is because I`m still willing

To fight and die for that inch

That`s what living is.

The six inches in front of your face

You`ve got to look at that man next to you

Look into his eyes

Now I think you’re going to see a man who will

Goal that inch with you

You`re going to see a man

Who will sacrifice and sell for the team

Because he knows

When it comes down to him

You`re going to do the same for him

That`s the definition of a team.

But either we play as a team

Or we will die as individual

That`s rugby my friend.

kita ini manusa biasa

sudah takdir begini rupa

terima syukur

anugerah yang esa

kelak mekar kelopak rasa

di hati terang tenang menyala

Bangsar

Ramadhan 10 1432

kita

maseng maseng

merahsiakan apa

di sebalik

tirai tirai hidop

yang kian lusoh

menyorok hilang

sembunyi diam

kita maseh

bermuka muka

jujur hilang

tulus pincang

maseh kita

menyarong topeng

maseh kita

menahan perit

menahan lelah

menahan sakit

maseh kita

memekong rasa rasa

jujur dan tulus

menjadikan kita

bukan kita

menjadikan kita

pembohong segala

menjadikan kita

si hati buta

kelam kabur

melakon di pentas

dunia sengketa

si anak kechil

di pimpin sayang

di dukong manja

di belai cheria

sepasang kekaseh

berdua bersama

menikmati mengakui

kuasa tuhan maha esa

ibu terchenta

tangan tuanya

dipimpin anak tersayang

di malam mulia

ke masjid berdua

mengabdikan diri

kepada dia

maha kuasa

bulan ini

bulan indah

bulan ini

penoh barakah

rahmat-Nya dilimpah

penoh hikmah

dan kita

hamba hamba-Nya yang berkaseh

hamba hamba-Nya yang berchenta

hamba hamba-Nya yang menyayang

perlu sadar

akan kebesaran

keesaan-Nya

agar chenta

agar kaseh

agar sayang kita

hanyalah pada-Nya

Allah yang kuasa

Bangsar

Ramadhan 3 1432

akher ini

aku aseng

dalam dunia

penoh tipu helah

akher ini

aku sendiri

lari dari segala

perit pedih racon dunia

yang kian memamah

manusa manusa leka

melemas

me-nenggelam

segala nyawa

langsong nafsu

bertakhta merdeka

dan akher ini

aku sendiri lagi

membisukan diri

membutakan nafsu

terperok kelam

terperosok dalam

langsong ke lembah

sunyi lagi sepi

biar begitu

rela begitu

dari dijilat

api nafsu

di bakar di sambar

gelora dunia sengketa

Bangsar

Ramadhan 2 1432

On a cobweb afternoon

In a room full of emptiness

By a free way I confess

I was lost in the pages

Of a book full of death

Reading how we`ll die alone

And if we`re good we`ll lay to rest

Anywhere we want to go

In your house I long to be

Room by room patiently

I`ll wait for you there like a stone

I`ll wait for you there alone

On my deathbed I will pray

To the gods and the angels

Like a pagan to anyone

Who will take me to heaven?

To a place I recall

I was there so long ago

The sky was bruised, the wine was bled

And there you led me on

In your house I long to be

Room by room patiently

I`ll wait for you there like a stone

I`ll wait for you there alone, alone

And on I read

Until the day was gone

And I sat in regret

Of all the things I`ve done

For all that I`ve blessed

And all that I`ve wronged

In dreams until my death

I will wonder on

In your house I long to be

Room by room patiently

I`ll wait for you there like a stone

I`ll wait for you there alone, alone…

Audioslave-like a stone

"alone and outnumbered

I'm all that I need

in this war..."

exiled

seven collar t-shirt

"If we could learn to like ourselves, even a little, maybe our cruelties and angers might melt away."

John Steinbeck

"yesterday, I was defeated,

today, I've been cheated,

tomorrow,I'll kill them all."

KUJABAT mesra tangan ayah

urat-urat daging-daging tua keras terasa

mataku tersenyum, matanya menyapa

anak yang pulang disambut mesra.

Tapi matanya, mata yang menatapku

kolam-kolam derita dan pudar bulan pagi

garis-garis putih lesu melingkungi hitam-suram

suatu kelesuan yang tak pernah dipancharkan dulu.

Kelibat senyum matanya masih jua ramah

akan menutup padaku kelesuan hidup sendiri

bagai dalam suratnya dengan kata-kata riang

memintaku pulang menikmati beras baru.

Anak yang pulang disisi ayahnya, maka akulah

merasakan kepedihan yang terchermin dimata

meski kain pelekatnya bersih dalam kesegaran wudhu'

dan ia tidak pernah merasa, sebab derita itu adalah dia.

Mata Ayah

Usman Awang

Oktober 1964.

remok

rentong

hangos

terburai

hati ini

tiada lagi

bodoh-lah

engkau engkau

semacam kambeng kambeng

semacam lembu lembu

semacam babi babi

menanti

di jerkah

di tarek

di agah

hanya berharap

hingga engkau

taraf engkau

rendah

punah

ranah

rendah dari anjeng anjeng

kurap tepi jalan

hati ini

tiada lagi

bodoh-lah

akal panjang

di-pendekkan

badan sehat

di-raconkan

kawan saudara

ditindas

dibunoh

dirogol

dicabol

habes semua

bogel semua

togel semua

bodoh-lah

remok rentong

hangos terburai

hati ini

tiada lagi

kita

yang mendengar

keloh rasa

anak anak bangsa

bukan memaksa

mereka yang

langsong terpaksa

kita

yang menyuloh

masa depan

anak anak bangsa

bukan penentu

pe-maksa

apa mahu hati-nya

semua-nya bermula dari kita

semua-nya bermula dari kita

semua-nya bermula dari kita

"Rasa itu boleh diungkapkan melalui lisan, perbuatan apatah lagi tulisan. Asalkan ianya senada dengan gelora jiwa."

habes.

lewis hine

kids at work

tak spe-sial

tak hebat

jangan terlalu berharap

nothing

zero

empty

dark

narrow

down

shutting down

dead.

(silence)

its time to go.

(bang)sawan.

"puisi adalah sesuatu yang sesat (atau hilang ketepatan makna-nya, ritme-nya, ungkapan khusus penyair) dalam penterjemahan-nya."

Robert Frost

coba

engkau

memijak jelata

~tahi suci~

memeras

mengugut

aku

kami

kita

dia

mereka

dan engkau langsong

merobek

lobang lobang

nekmat jelata

~tahi~

berbaor hamas pengap pekong

langsi-nya engkau

langsong engkau

menjajah jelata

~puseng~

akan bangket

mereka mereka

juang julang

segala cengkam

segala kacau

segala rusoh

lalu bangon

mengaum

terkam cengkam

menyiat ligat

mematok menusok

menabor bisa

mencucok duri

menampar geram

dan tika itu

engkau sangkot

engkau takot

engkau kecot

engkau resah

engkau susah

engkau gelabah

saat jelata

memijak

engkau engkau

yang haprak

ligat sagat

kekah sergah

tubi besi

palu serbu

tendang terajang

tandok tusok

teleng tengkeng

raong lolong

garang gampang

katang badang

kental cekal

lagi lagi

kuat kuat

sampai muntah

darah keramat

terbang

melayang

~~

hanyot

hilang

bila dunia cengkam jiwa

bila nafsu rogol hati

gila~

asal usol

langsong dicabol

sampai semua jadi punah

sampai semua jadi haprak

taitel setan di-agung

jiwa setan di-junjong

persetan engkau engkau

yang dulu-nya

luros

yang dulu-nya

jujur

dan kini

biol

bendol

tolol

bacol

oh~

celaka

setan

~~

si yu in hel.

~hangosrentong...~

"Poetry is a spontaneous overflow of emotion, not the emotion of the actual experience but the emotion recollected in tranquility."

baru itu pelik

baru itu sesat

baru itu ludah

baru itu sial

amat berat untuk mula

rapoh

kendor

lengoh

long lai

bagai dibeban bebal tebal

sakit-nya

perit-nya

sendu-nya

jerih-nya

ditadah kosong

terlepas jatoh

terbarai koyak

terlucot rabak

bebal aku memikol beban