Sunday, June 16, 2019

"dan ia tidak pernah merasa, sebab derita itu adalah dia."

Mata Ayah

"Kujabat mesra tangan ayah
urat-urat daging-daging tua keras terasa
mataku tersenyum, matanya menyapa
anak yang pulang disambut mesra.

Tapi matanya, mata yang menatapku
kolam-kolam derita dan pudar bulan pagi
garis-garis putih lesu melingkungi hitam-suram
suatu kelesuan yang tak pernah dipancharkan dulu.

Kelibat senyum matanya masih jua ramah
akan menutup padaku kelesuan hidup sendiri
bagai dalam suratnya dengan kata-kata riang
memintaku pulang menikmati beras baru.

Anak yang pulang disisi ayahnya, maka akulah
merasakan kepedihan yang terchermin dimata
meski kain pelekatnya bersih dalam kesegaran wudhu'
dan ia tidak pernah merasa, sebab derita itu adalah dia."

Oktober 1964
Usman Awang

Duri dan Api
Sajak-sajak Pilihan
1961-1966
Usman Awang

Perchetakan Abadi, Petaling Jaya.

Toko Buku Abbas Bandong
33, Jalan Laksamana, Melaka.

Monday, June 10, 2019

Selagi berada di bumi tuhan,
syukur selalu kembali bertemu.


Sebuah penghormatan untuk lagu Berada
oleh Aman RA ft. Altimet & Noh Salleh

Sunday, June 9, 2019

Ketupat dianyam saling menyatu,
Sebagai tanda suci lebaran;
Bersyukur kita pada Yang Satu,
Syawal dirai penuh keriangan.