Sandarkan risaumu kebahuku
Kuatku
kerana kuatmu
akan seantero kekangan
segenap halangan
aku kan ada
senantiasa
menembak mati
lukamu
ku tahu
peritnya kau lalu
Margasatwa
Rentak Bitara
2017
Monday, July 30, 2018
Monday, July 23, 2018
Surat kepada Bunda tentang Calon Menantunya | WS Rendra
Mamma yang tercinta,
akhirnya kutemukan juga jodohku
seseorang yang bagai kau:
sederhana dalam tingkah dan bicara
serta sangat menyayangiku.
akhirnya kutemukan juga jodohku
seseorang yang bagai kau:
sederhana dalam tingkah dan bicara
serta sangat menyayangiku.
Terpupuslah sudah masa-masa sepiku.
Hendaknya berhenti gemetar rusuh
hatimu yang baik itu
yang selalu mencintaiku.
Kerna kapal yang berlayar
telah berlabuh dan ditambatkan.
Dan sepatu yang berat serta nakal
yang dulu biasa menempuh
jalan-jalan yang mengkhawatirkan
dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara,
kini telah aku lepaskan
dan berganti dengan sandal rumah
yang tenteram, jinak dan sederhana.
Hendaknya berhenti gemetar rusuh
hatimu yang baik itu
yang selalu mencintaiku.
Kerna kapal yang berlayar
telah berlabuh dan ditambatkan.
Dan sepatu yang berat serta nakal
yang dulu biasa menempuh
jalan-jalan yang mengkhawatirkan
dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara,
kini telah aku lepaskan
dan berganti dengan sandal rumah
yang tenteram, jinak dan sederhana.
Mamma,
Burung dara jantan yang nakal
yang sejak dulu kau piara
kini terbang dan menemu jodohnya.
Ia telah meninggalkan kandang yang kau buatkan
dan tiada akan pulang
buat selama-lamanya.
Ibuku,
Aku telah menemukan jodohku.
Janganlah kau cemburu.
Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti:
pada waktunya aku mesti kau lepaskan pergi.
Burung dara jantan yang nakal
yang sejak dulu kau piara
kini terbang dan menemu jodohnya.
Ia telah meninggalkan kandang yang kau buatkan
dan tiada akan pulang
buat selama-lamanya.
Ibuku,
Aku telah menemukan jodohku.
Janganlah kau cemburu.
Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti:
pada waktunya aku mesti kau lepaskan pergi.
Begitu kata alam. Begitu kau mengerti:
Bagai dulu bundamu melepas kau
kawin dengan ayahku. Dan bagai
bunda ayahku melepaskannya
untuk mengawinimu.
Tentu sangatlah berat.
Tetapi itu harus, Mamma!
Dan akhirnya tak akan begitu berat
apabila telah dimengerti
apabila telah disadari.
Bagai dulu bundamu melepas kau
kawin dengan ayahku. Dan bagai
bunda ayahku melepaskannya
untuk mengawinimu.
Tentu sangatlah berat.
Tetapi itu harus, Mamma!
Dan akhirnya tak akan begitu berat
apabila telah dimengerti
apabila telah disadari.
Hari Sabtu yang akan datang
aku akan membawanya kepadamu.
Ciumlah kedua pipinya
dan panggillah ia dengan kata: Anakku!
aku akan membawanya kepadamu.
Ciumlah kedua pipinya
dan panggillah ia dengan kata: Anakku!
Bila malam telah datang
kisahkan padanya
riwayat para leluhur kita
yang ternama dan perkasa.
Dan biarkan ia nanti
tidur di sampingmu.
kisahkan padanya
riwayat para leluhur kita
yang ternama dan perkasa.
Dan biarkan ia nanti
tidur di sampingmu.
Ia pun anakmu.
Sekali waktu nanti
ia akan melahirkan cucu-cucumu.
Mereka akan sehat-sehat dan lucu-lucu.
Dan kepada mereka
ibunya akan bercerita
riwayat yang baik tentang nenek mereka:
bunda-bapak mereka.
Sekali waktu nanti
ia akan melahirkan cucu-cucumu.
Mereka akan sehat-sehat dan lucu-lucu.
Dan kepada mereka
ibunya akan bercerita
riwayat yang baik tentang nenek mereka:
bunda-bapak mereka.
Ciuman abadi
dari anak lelakimu yang jauh,
dari anak lelakimu yang jauh,
WS Rendra
Buku: Stanza dan Blues – Malam Stanza
Buku: Stanza dan Blues – Malam Stanza
Tuesday, July 3, 2018
ٱلْـحَـمْـدُ للهِ
Lelahku telah rebah
dan penatku terhembus
nafas ini menyegar
bersama hujan petang
yang mengiringi khabar berita
nan indah dan gembira
walau kilatnya menyabung
dan guruh pun berderau
seolah sorak gemilang
memecah terik mentari
berteman secawan kopi
syukur ini dirai.
dan penatku terhembus
nafas ini menyegar
bersama hujan petang
yang mengiringi khabar berita
nan indah dan gembira
walau kilatnya menyabung
dan guruh pun berderau
seolah sorak gemilang
memecah terik mentari
berteman secawan kopi
syukur ini dirai.
Subscribe to:
Posts (Atom)